A. Proses Pembentukan Permukaan Bumi
Adanya berbagai macam bentuk muka bumi itu
antara lain disebabkan oleh tekanan dari dalam bumi. Pengaruh dari dalam bumi
berupa suatu tenaga yang sangat besar sehingga dapat membentuk permukaan bumi
beranekaragam. Tenaga yang berasal dari dalam bumi itu disebut tenaga
endogen.
Apakah
tenaga endogen itu?
Tenaga endogen adalah kekuatan yang bersumber
dari dalam bumi. Tenaga ini dapat
membentuk permukaan bumi, misalnya membentuk gunung berapi, perbukitan, dan
pegunungan. Akibat tekanan dari dalam bumi atau tenaga endogen dapat
mengakibatkan terjadinya gempa bumi.
Permukaan bumi antara lain rendah, tinggi, datar, miring, curam, landai
dan sebaginya. Tinggi rendah permukaan bumi (bentuk muka bumi) disebut relief. Oleh karenanya ada wilayah yang berrelief
kasar dan halus. Wilayah berrelief kasar berarti bergunung-gunung, sedangkan
berrelief halus berarti relatif rata. Rata bisa bebarti dataran rendah, bisa
berarti dataran tinggi.
Para pakar kebumian berpendapat bahwa pada
awalnya bumi berupa benda angkasa yang menyala. Selanjutnya secara pelan-pelan
bola bumi menjadi dingin. Bagian luar
kulit bumi mulai dingin kemudian
membentuk lapisan keras. Lapisan keras kulit bumi itulah yang kemudian disebut
dengan kerak bumi.
Bagaimana dengan lapisan di dalamnya? Lapisan
di dalamnya atau bawahnya berupa lapisan cair yang masih menyala atau pijar.
Zat cair pijar itulah yang biasa disebut dengan magma. Magma yang berada di bawah kerak bumi
menimbulkan tekanan kuat ke bagian kerak bumi. Bagian kerak bumi yang rapuh tidak
tahan menerima tekanan, kerak bumi kemudian terangkat atau menggelembung
keluar. Pengangkatan terjadi semula
dalam bentuk pegunungan yang ada di dasar lautan. Pada dasar lautan
Hindia, Lauatan Pasifik dan Lautan Atlantik seakan-akan ada pematang di tengah
samudera. Oleh karenanya kemudian disebut
dengan:
·
Pematang Tengah
Samudera Hindia,
·
Pematang Tengah
Samudera Pasifik,
·
Pematang Tengah
Samudera Atlantik.
Dorongan dari dalam bumi ini juga yang
menyebabkan munculnya pegunungan di daratan, bukit, dan gunung-gunung berapi.
B.
Diastropisme
Apakah diastropisme itu? Gejala pergerakan kerak bumi disebut dengan diastropisme. Diastropisme terjadi karena ada tenaga
endogen. Apakah akibat dari tenaga endogen? Akibat tenaga endogen adalah
terjadinya pergeseran kerak bumi. Pergeseran kerak bumi menjadikan permukaan
bumi berbentuk cembung seperti pegunungan, dan gunung-gunung berapi, serta
berbentuk cekung seperti laut, dan
danau. Kerak bumi terdiri dari dua
macam, yaitu:
1. Kerak benua
2. Kerak samudera
Kerak benua, contohnya kerak benua Eropa dan
Asia (disebut Eurasia), kerak benua Afrika, kerak benua Amerika Utara, kerak
benua Amerika Selatan. Kerak
samudera, contohnya kerak samudera Hindia, kerak samudera Pasifik, kerak
samudera Atlantik.
Kerak benua disebut juga sebagai lempeng
benua, sedangkan kerak samudera disebut pula lempeng samudera. Lempeng samudera tertekan oleh magma yang
ada di bawahnya, sehingga ada bagian membubung (naik). Bagian tersebut
dinamakan pematang tengah samudera. Tekanan terus menerus berakibat lempeng samudera tertekan dan bergerak menuju
ke lempeng benua. Rata-rata pergerakannya sekitar 10 cm/tahun. Akibatnya lempeng
samudera bertumbukan dengan lempeng benua. Akibat tumbukan tersebut ada
bagian-bagian yang terangkat menjadi pegunungan.
Wilayah-wilayah dunia yang merupakan pertemuan lempeng
ditandai dengan banyaknya deretan pegunungan.
Perbukitan kapur adalah contoh permukan bumi yang terangkat. Pada
mulanya perbukitan kapur berasal dari dasar laut. Oleh karena ada tekanan dari
dalam bumi, maka dasar laut terangkat hingga di atas permukaan laut. Adanya
proses erosi dasar laut yang terangkat
tersebut kemudian menjadi perbukitan.
C. Jenis Batuan
Hampir 70 % batuan yang
ada di permukaan bumi merupakan batuan sedimen.
Salah satu penghasil batuan
adalah gunung bertapi. Batuan yang dihasilkan gunung berapi adalah batuan beku.
Batuan beku berasal dari magma. Gunung berapi ada yang di
daratan dan ada pula yang di lautan. Magma yang dalam proses keluar atau sudah
keluar di muka bumi kemudian membeku. Magma yang membeku ini kemudian
menjadi batuan beku. Batuan beku setelah berada di muka bumi selama
beribu-ribu tahun kemudian dapat hancur terurai setelah terkena panas, hujan, aktivitas tumbuhan dan hewan. Hancuran batuan kemudian terangkut oleh air, angin atau
hewan ke lain tempat untuk diendapkan.
Batuan yang kemudian diendapkan
tersebut disebut batuan endapan atau batuan sedimen. Baik batuan sedimen maupun batuan beku
tertentu dapat berubah bentuk dalam waktu yang sangat lama oleh karena adanya
perubahan temperatur dan tekanan. Batuan
yang berubah bentuk disebut batuan
malihan atau batuan metamorf. Berikut ini uraiannya.
a. Batuan beku
Batuan beku ada dua macam, yaitu batuan beku dalam, contohnya batu
granit, dan batuan beku luar, contohnya batu andesit. Untuk mengetahui
ketepatan jenis batuan, seringkali harus dibutuhkan uji laboratorium. Uji
laboratorium antara lain dengan mengetahui kekerasannya, atau bentuknya dengan
menggunakan mikroskop untuk dapat melihat bentuk kristal batuannya.
b. Batuan sedimen
Batuan sedimen dapat dikelompokkan menjadi batuan
sedimen klastik, sedimen kimiawi dan sedimen organik. Sedimen klastik
berupa campuran hancuran batuan beku, contohnya breksi, konglomerat dan batu
pasir. Sedimen kimiawi berupa endapan dari suatu pelarutan, contohnya batu
kapur dan batu gips. Sedimen organik berupa endapan sisa-sisa hewan dan
tumbuhan laut, contohnya batu gamping koral.
c.
Batuan malihan
Batuan yang berubah
bentuk dinamakan batuan malihan atau batuan metamorf. Contoh batuan metamorf adalah batu kapur
(kalsit) berubah menjadi marmer, atau batuan kuarsa menjadi kuarsit. Di daerah
Tulungagung Jatim, banyak masyarakat menjadi pengrajin batu marmer.
D.
Proses Pelapukan
Tenaga eksogen dapat
merubah bentuk permukaan bumi. Muka bumi dapat berubah bentuk menjadi
berlubang, berbukit, dan bentuk lainnya. Tenaga eksogen adalah tenaga yang
berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Apakah yang dirusak? Rusaknya
permukaan bumi terjadi karena adanya tenaga angin, tenaga air, sinar matahari.
Gunung berapi dan pegunungan yang dibentuk oleh tenaga endogen akhirnya dirusak
oleh tenaga eksogen. Tenaga eksogen dapat mengakibatkan aneka bentuk muka bumi
dan terutama aneka macam jenis tanah.
Macam-macam pelapukan, antara lain:
1. Pelapukan
fisik
Apabila
siang hari sinar matahari mengenai batuan, maka apa yang akan terjadi? Batuan
menjadi panas bukan? Apa yang terjadi bila benda menjadi panas? Benda akan membesar atau memuai bila terkena panas.
Demikian batuan. Batuan akan memuai bila terkena panas. Akibatnya batuan
relatif akan retak. Pada malam harinya batuan akan kembali dingin, kemudian
menyusut. Demikian seterusnya berlangsung setiap hari, maka akan berakibat
batuan cepat hancur, atau menjadi lapuk.
Itulah contoh pelapukan fisik.
2. Pelapukan
kimiawi
Oleh karena proses kimiawi, suatu batuan akan lapuk. Misalnya
batuan kapur yang terkena air. Batuan kapur atau gamping dengan rumus kimia
CaCO3 bila bercampuir dengan air hujan
(H2O) yang mengandung CO2, maka akan larut menjadi Ca(HCO3)2. Itulah contoh
pelapukan kimiawi.
Di perbukitan kapur, akibat pelapukan kimiawi dapat
dilihat hasilnya, yang berupa goa.
3. Pelapukan
organis atau biologis
Pelapukan
yang disebabkan oleh mahluk hidup dinamakan pelapukan biologis atau pelapukan
organis. Akar tumbuhan dapat
menembus batuan hingga batuan menjadi retak dan lapuk. Semut, cacing, maupun
tikus mampu merusak batuan hingga batuan menjadi lapuk. Demikian pula manusia.
E. Proses Erosi dan Penyebabnya
Batuan yang terkena sinar matahari secara terus menerus
setiap siang hari, menjadi panas, dan di malam hari menjadi dingin, dan
kadang-kadang terkena hujan. Lambat
laun batuan dapat menjadi lapuk. Batuan yang lapuk kemudian akan terkikis. Batuan terkikis tersebut dipindahkan ke tempat lain
dengan tenaga air, tenaga angin, dan gletser. Dengan
demikian factor penyebab erosi adalah air, angin dan luncuran es. Berikut
uraiannya.
1. Erosi
air
Batuan
dapat hancur oleh tetesan air secara terus menerus. Air juga dapat mengangkut hancuran batuan. Demikian
pula aliran air pada parit, maupun sungai dapat membawa batuan yang lapuk ke
tempat lain.
2. Erosi
angin
Hembusan angin dapat menyebabkan erosi batuan. Proses
pengikisan batuan oleh angin dinamakan deflasi.
3. Erosi
gletser
Es yang meluncur di lereng pegunungan dapat
mengakibatkan terjadinya erosi. Es
meluncur menuruni pegunungan karena es mengalami pencairan. Peluncuran es
diikuti oleh tanah dan batuan di lereng pegunungan. Erosi yang disebabkan oleh
luncuran es itulah yang dinamakan erosi gletser.
F. SEDIMENTASI
Tanah yang ada di bantaran sungai merupakan hasil sedimentasi.
Demikian pula tanah yang diendapkan di laut, di danau, dan lain-lain tempat. Nama sedimen tergantung dari pengangkut
batuan dan lokasi pengendapan, contohnya:
1.
Sedimen Aluvial, adalah sedimen yang berasal dari tempat lain, diangkut dengan aliran air dan
diendapkan di suatu wilayah datar.
2.
Sedimen fluvial, endapan yang diangkut air dan berada di bantaran sungai.
3. Sedimen marine, endapan
yang diangkut oleh arus air laut pada dasar laut.
4.
Sedimen lakustrin, endapan yang diangkut oleh air pada dasar danau.
5.
Sedimen eolin, endapan yang diangkut oleh angin.
6. Sedimen moraine, endapan yang diangkut oleh luncuran es pada kaki
pegunungan.
G.
Proses Pembentukan Bumi dan Dampaknya
bagi Kehidupan
Dampak Positif
Wilayah-wilayah
subur untuk pertanian antara lain ada di Sumatera, Jawa, Bali, sebagian Nusa
Tenggara, Sulawesi, dan Maluku. Mengapa? Karena di pulau-pulau tersebut banyak
gunung berapinya. Gunung berapi
terbentuk karena adanya gaya endogen. Dampak positif tenaga endogen yang
paling nyata adalah adanya abu vulkanis yang dihasilkan dari gunung-gunung
berapi. Wilayah sekitar menjadi lahan subur untuk pertanian.
Demikian
juga tenaga eksogen. Tenaga
eksogen seperti panas matahari, sangat dibutuhkan seluruh mahluk hidup. Tanpa
panas matahari mahluk hidup tidak bisa bertahan hidup. Tenaga eksogen seperti
panas matahari dan hujan dan angin akan mempercepat pelapukan batuan
vulkanis membentuk tanah subur.
Dampak
Negatif
Dampak
negatif dari tenaga endogen antara lain:
1.
Letusan Gunungapi merupakan bencana
bagi masyarakat sekitar, dapat menghancurkan dan membakar hutan yang ada di
lereng gunung berapi, awan panasnya dapat menghanguskan mahluk hidup yang ada
di sekitarnya.
2. Adanya gempa bumi merupakan bencana alam
menakutkan, dapat menghancurkan bangunan seperti perumahan, gedung, jembatan,
bendungan, dsb. Bahkan bila diikuti dengan
tsunami akan lebih menakutkan lagi.
Dampak
negatif tenaga eksogen antara lain:
1.
Angin sangat kencang atau badai dapat merusak rumah dan bangunan
2.
Hujan sangat deras dapat berakibat banjir.
3.
Hujan sangat deras mengakibatkan tanah longsor.
4.
Panas matahari yang berlebihan dapat menimbulkan kebakaran hutan.
H.
Bencana Alam
Bencana alam
yang diakibatkan oleh proses pembentukan permukaan bumi ada bermacam-macam,
antara lain letusan gunung berapi dan gempa bumi.
Letusan Gunung Berapi
Di permukaan
bumi kita ada banyak g8nung berapi. Di Indonesia tercatat ada ratusan gunung berapi. Meskipun demikian
sebaranya tidak merata. Sebagian besar ada di Sumatera, Jawa, NusaTenggara,
Sulawesi, dan Kepulauan Maluku. Gunung berapi meletus setelah adanya tekanan
tinggi dari dalam bumi, sehingga magma keluar ke permukaan bumi. Gejala
keluarnya magma ke permukaan bumi disebut dengan vulkanisme. Bagian-bagian
kulit bumi atau kerak bumi yang rapuh menjadi tempat keluarnya magma. Magma yang keluar di lempeng benua menimbulkan gunung-gunung
berapi.
Magma keluar
antara lain melalui pipa kepundan pada puncak gunung berapi yang disebut
sebagai lubang kepundan. Pada bagian puncak gunung berapi biasanya tertutupi oleh lumpur panas berupa kawah. Magma yang keluar ke permukaan bumi melalui
lubang kepundan disebut dengan erupsi. Magma yang keluar ke permukaan bumi biasa disebut dengan lava.
Lava berbeda dengan lahar. Lahar merupakan lumpur panas yang mengalir keluar dari kawah. Lumpur panas
yang mengalir dari puncak gunung berapi bercampur dengan air hujan berakibat
suhu lahar agak dingin, disebut sebagai lahar dingin.
Di Indonesia
contohnya deretan gunung-gunung berapi yang ada di sepanjang Pulau Sumatera,
Jawa, Bali, Nusa Tenggara, hingga Kepulauan Maluku.
Gunung
berapi dapat digolongkan menjadi tiga tipe, yaitu:
1. Gunungapi strato
2. Gunungapi perisai
3. Gunungapi maar
Gunungapi strato atau
gunungapi berlapis biasanya berbentuk kerucut. Lapisannya selang-seling terdiri
lapisan endapan berupa lava cair, lava
kental, pasir, dan debu. Kebanyakan
gunungapi bertipe strato.
Gunungapi perisai berbentuk
seperti perisai. Gunungapi perisai terbentuk landai karena lava yang keluar
sangat cair sehingga selalu mengalir menjauhi lubang kepundan. Contohnya Gunungapi Manoa Loa di Hawaii.
Gunungapi maar, atau
gunungberapi berbentuk corong. Terbentuk karena ledakan sangat kuat hingga terbentuk lubang kepundan
sangat besar. Contohnya G.
Paricutin di Meksiko dan G. Rinjani di Sumbawa.
Bagaimana
gejala gunungapi yang tidak aktif?
Gunungapi
yang mulai tidak aktif biasanya ditandai dengan keluarnya jenis gas. Jenis gas
dan air panas yang keluar dari kompleks gunungapi misalnya:
1. Mofet, berupa gas asam
arang (CO atau CO2). Gas ini sangat berbahaya.
2. Solfatara, berupa gas
belerang.
3. Fumarol, berupa gas uap
air.
4. Geyser, berupa air panas.
Gempa bumi
Bumi akan bergetar lebih kuat apabila
kerak bumi yang merupakan batuan kulit bumi bergerak tiba-tiba. Getaran kuat
itulah yang disebut dengan gempa bumi.
Gempa bumi dapat dibedakan
berdasarkan faktor penyebabnya, yaitu:
a. Gempa
bumi tektonik
Gempa bumi tektonik terjadi oleh karena pergerseran kulit bumi secara mendadak. Pergerakan
kulit bumi yang sering terjadi di Indonesia ada di bagian barat Sumatera,
selatan Pulau Jawa hingga Timor. Jalur wilayah ini merupakan jalur yang rawan
dengan gempa bumi. Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya
diikuti dengan gelombang besar (tsunami). Semakin besar gempa bumi
semakin besar pula kemungkinan timbul tsunami. Untuk itu bagi Anda yang sedang di pantai atau tinggal di
pantai, bila ada gempa bumi segeralah menghindar dari pantai, carilah tempat
yang lebih tinggi. Tsunami yang pernah terjadi di Alor, Jawa Timur, dan NAD
berlangsung kurang dari setengah jam setelah terjadinya gempa bumi. Agar lebih
jelas lihatlah Gambar Jalur Gempa Bumi
di Indonesia.
b. Gempa
vulkanik
Apabila magma tersumbat oleh
batuan beku dalam, pada salurannya, maka terjadilah getaran kuat di seputar
gunung berapi. Getaran itulah yang disebut gempa vulkanik. Jadi gempa vulkanis
terjadi karena aktivitas gunung berapi yang akan mengeluarkan magma
tersumbat. Meskipun demikian gempa
vulkanik hanya di daerah sekitar gunung berapi, radiusnya tidak terlalu jauh.
c. Gempa
runtuhan
Tanah longsor, tebing runtuh, goa runtuh,
sumur pertambangan runtuh, dan
runtuhan lainnya juga dapat mengakibatkan gempa bumi sangat lokal.
d. Gempa
akibat ulah manusia
Akibat ulah manusia,
misalnya peledakan bom, dapat menimbulkan gempa bumi. Bom besar dapat membuat
getaran yang amat kuat. Tahukan Anda apa akibat gempa bumi? Gempa bumi dapat berakibat kerusakan pada
bangunan-bangunan buatan manusia. Gempa bumi ringan hanya menimbulkan kepanikan
orang, tetapi gempa bumi yang kuat dapat merobohkan rumah, gedung, jembatan dan
bahkan bendungan. Seorang ahli geologi, Charles F. Richter, pada tahun
1935 membuat skala gempa, sampai
sekarang menjadi patokan banyak orang untuk mengetahui seberapa besar bahaya
gempa.
Apabila
diuraikan maka skala gempa Richter yang telah dimodifikasi oleh Mercalli
seperti berikut:
Skala < 2 :
gempa lemah, sering manusia tidak bisa
merasakan
Skala 3,5 –4,2: dirasakan sedikit orang
Skala 4,9 – 5,4 dirasakan banyak orang
Skala 5,5 – 6,1 : kerusakan ringan pada bangunan
Skala 6,2 – 6,9 : kerusakan agak besar pada bangunan
Skala 7,0 – 7,3
: kerusakan serius, rel bengkok, jalan
pecah
Skala >
7,4 gempa kuat dan dapat berakibat
fatal.
Pada gambar tampak bahwa wilayah sepanjang
Sumatera bagian barat yang membujur ke selatan dari Aceh hingga Lampung adalah
wilayah gempa bumi. Wilayah jalur gempa bumi yang lain adalah di bagian selatan Jawa, Bali Nusa
Tenggara, bahkan sampai wilayah Papua, Kepulauan Maluku dan sebagian
Sulawesi.
LATIHAN
- Gambarkan penampang melintang subduksi kerak bumi dengan kerak samudera!
- Jelaskan dan gambarkan macam-macam tipe bentuk gunung berapi!
- Jelaskan proses tenaga endogen yang dapat membentuk permukaan bumi, misalnya membentuk gunung berapi dan pegunungan!
- Jelaskan dan gambarkan lapisan-lapisan kerak bumi yang ada di Indonesia!
- Jelaskan macam-macam erosi!
- Jelaskan macam-macam sedimentasi!
- Apakah perbedaan lava dengan lahar?
- Jelaskan macam-macam gempa bumi!
- Jelaskan jalur gempa tektonik di Indonesia!
- Bagaimana proses terjadinya tsunami yang ditimbulkan oleh gempa bumi tektonik?
RANGKUMAN
- Tenaga endogen adalah kekuatan yang bersumber dari dalam bumi. Tenaga ini dapat membentuk permukaan bumi, misalnya membentuk gunung berapi, perbukitan, dan pegunungan.
·
Lapisan keras kulit bumi itulah yang kemudian disebut dengan kerak bumi.
- Gejala pergerakan kerak bumi disebut dengan diastropisme. Diastropisme terjadi karena ada tenaga endogen.
·
Magma yang keluar ke permukaan bumi
biasa disebut dengan lava. Lava berbeda dengan lahar. Lahar merupakan
lumpur panas yang mengalir keluar dari
kawah. Lumpur panas yang mengalir dari
puncak gunung berapi bercampur dengan
air hujan berakibat suhu lahar agak dingin, disebut sebagai lahar dingin.
- Gempa bumi tektonik yang bersumber di dasar laut, biasanya diikuti dengan gelombang besar (tsunami). Semakin besar gempa bumi semakin besar pula kemungkinan timbul tsunami.
DAFTAR PUSTAKA
Cuchlaine A.A. King,
MA, Ph.D. (1963) An Introduction to Oceanography, New York: Mc Graw Hill Co.
Johnson C. Fairchild
(1964) ; Principles Of Geography, NewYork : Hall, Rinehart and Winsley Inc
Katili. Geologi
Umum
Moch Munir,
(1996). Geologi dan Mineralogi Tanah, Jakarta : Pustaka Jaya
Nursid
Sumaatmaja, (1988), Studi Geografi, Bandung : Penerbit Alumni
Peter Haggett,
(1972), Geography: A Modern Synthetic, New York: Harper & Row
Publishers.
Strahler (1987), Modern
Physical Geography, New York : John Willey & Sons
Sverdrup, (1964) The
Oceans, Tokyo : Charles E. Tuttle Co.
sumber : staff.uny.ac.id
sumber : staff.uny.ac.id
No comments:
Post a Comment