Coca Cola sangat kuat medominasi
pasar dunia. Minuman berkarbonasi asli kelahiran Amerika Serikat (AS)
itu sudah merajai dunia. Namanya terpampang di mana-mana, dan iklannya
pun diputar di mayoritas media di dunia ini. Bisa dikatakan, kerajaan
bisnis produk yang satu ini sudah sangat sulit untuk digoyahkan merek
lain.
Namun rupanya, dominasi yang sangat
kuat ini merangsang orang untuk mencobanya bersaing. Banyak merek
minuman kemudian dibuat oleh para pelaku usaha untuk bisa berebut ceruk
pasar minuman. Sebagian mereka juga ingin merambah pasar yang selama ini
sudah dikuasai Coca Cola beserta produk-produk derivatifnya.
Kebanyakan perlawanan terhadap
dominasi Coca Cola dijalankan untuk kepentingan bisnis semata. Para
pesaing ingin bisa mendapatkan keuntungan besar seperti keuntungan yang
diraup Coca Cola Company. Sementara ini, upaya para pesaing itu belum
berhasil mengungguli produk Coca Cola grup yang sudah terebar ke
mana-mana.
Di antara hiruk-pikuk persaingan
bermotif bisnis itu, rupanya ada semangat ideologis untuk menandingi
Coca Cola. Seorang pengusaha asal Prancis keturunan Arab, Tawfik
Mathlouthi mengembangkan produk pesaing Coca Cola bernama Mecca Cola.
Minuman berkarbonasi ini pertama kali diluncurkan di Prancis pada
November 2002.
Bisnis ini tercetus setelah Amerika
mengarahkan semangat peperangan melawan teroris globalnya ke dunia
Islam. Ini kemudian menjadikan beberapa negara berpenduduk Muslim
membuat gerakan perlawanan dengan memboikot produk-produk Amerika. Coca
Cola menjadi simbol produk Amerika yang paling depan diboikot, meski
tidak berhasil.
Di tengah euphoria pemboikotan itu,
seperti ditulis beveragehistory.com, Tawfik berusaha melarang anaknya
yang saat itu berusia 10 tahun untuk tidak mengonsumsi produk Coca Cola
Company. Namun dia kemudian berpikir bahwa larangan itu sulit ditegakkan
kalau tidak ada produk alternatif yang bisa menggantikannya. Maka dari
situlah kemudian tercetus ide untuk membuat minuman serupa dan diberi
nama Mecca Cola.
Mecca atau dalam bahasa Indonesia
disebut Makkah adalah kota yang sangat disucikan oleh umat Islam. Nama
ini diambil untuk menguatkan pesan bahwa ada semangat ideologis di balik
bisnis tersebut. Tawfik juga secara terang-terangan membuat iklan untuk
produknya itu dengan semangat peperangan melawan Barat yang memang saat
itu menyerang Irak dan Afghanistan.
Upaya ini membawa hasil
menggembirakan. Kira-kira tiga bulan setelah diluncurkan, produk ini
bisa terjual hingga 2 juta botol berukuran 1,5 liter di seluruh dunia.
Dalam waktu singkat, produk ini juga bisa menyebar ke 54 negara. Bisnis
yang mulanya untuk memenuhi perlawanan ideologis ini kemudian berkembang
pesat.
Tawfik kemudian memindahkan pusat
bisnisnya dari Prancis ke Dubai. Di tempat ini dia membangun kompleks
industri yang cukup besar. Hingga akhir tahun 2000-an ini, produk Mecca
Cola masih memikat hati banyak kalangan terutama umat Muslim.
Sumber : http://www.serupedia.com
No comments:
Post a Comment