Judul Makalah : Sejarah Indonesia Kuno "Kerajaan Tarumanegara"
Pengirim : Sukma Windyasari
Kampus : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Kristen Satya Wacana
Alamat : Salatiga
Copyright: Maret 2010
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah berdirinya Kerajaan Tarumanegara
Kerajaan Terumanegara di bangun oleh raja Jayasinghawarman ketika
memimpin pelarian keluarga kerajaan dan berhasil meloloskan diri dari
musuh yang terus menerus menyerang kerajaan Salakanagara.
Di pengasingan, tahun 358 M, Jayasinghawarman mendirikan kerajaan baru
di tepi Sungai Citarum, di Kabupaten Lebak Banten dan diberi nama
Tarumanegara. Nama Tarumanegara diambil dari nama tanaman yang bernama
tarum, yaitu tanaman yang dipakai untuk ramuan pewarna benang tenunan
dan pengawet kain yang banyak sekali terdapat di tempat ini. Tanaman
tarum tumbuh di sekitar Sungai Citarum. Selain untuk pengawet kain,
tanaman ini merupakan komoditas ekspor dan merupakan devisa pemasukan
terbesar bagi Kerajaan Tarumanegara.
Raja Jayasinghawarman berkuasa dari tahun 358-382 M. Setelah raja
mencapai usia lanjut, raja mengundurkan diri untuk menjalani kehidupan
kepanditaan. Sebagai pertapa, Jayasinghawarman bergelar Rajaresi. Nama
dan gelar raja menjadi Maharesi Rajadiraja Guru Jayasinghawarman.
Kerajaan Tarumanegara banyak meninggalkan Prasasti, sayangnya tidak
satupun yang memakai angka tahun. Untuk memastikan kapan Tarumanegara
berdiri terpaksa para ahli berusaha mencari sumber lain. Dan usahanya
tidak sia – sia. Setelahnya ke cina untuk mempelajari hubungan cina
dengan Indonesia di masa lampau mereka menemukan naskah – naskah
hubungan kerajaan Indonesia dengan kerajaan Cina menyebutnya Tolomo.
Menurut catatan tersebut, kerajan Tolomo mengirimkan utusan ke cina pada
tahun 528 M, 538 M, 665 M, 666M. sehingga dapat di simpulkan
Tarumanegara berdiri sejak sekitar abad ke V dan ke VI.
B. Sumber sejarah Kerajaan Tarumanegara
1. Prasasti
a. Prasasti Ciaruteun (Ciampea, Bogor)
Sebelumnya dikenal dengan nama prasasti Ciampea, terletak di pinggir
sungai Ciaruteun, dekat muaranya dengan Cisadane. Di atasnya terdapat
lukisan laba-laba dan tapak kaki yang dipahatkan di atas aksaranya.
Prasasti terdiri dari 4 baris, ditulis dalam bentuk puisi India dengan
irama anustubh (Anustubh: jumlah suku kata pada masing-masing baris
dalam satu bait puisi Jawa kuno sebanyak 8 suku kata). Prasasti ini
mengingatkam adanya hbungan dengan prasasti raja Mahendawarman I dari
keluarga Pallawa. Bunyi dari prasasti ini ialah :
vikrantasyavanipateh
srimatah purnavarmmanah
tarumanegarendrasya
visnor iva padadvayam
‘’Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki dewa wisnu, ialah kaki Yang Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia’’
b. Prasasti Pasir Koleangkak
Di temukan di bukit, daerah perkebunan Jambu kira-kira 30 km sebelah barat Bogor. Bunyi dan terjemahan prasasti ini adalah :
-sriman-data krtajno narapatir- asamo yah pura/ta/r/u/maya/m/namna sri-purnnavarmma pracura-ripusarabhedya-vikhyatavarmmo
-tasyedam-padavimbadvayam-arinagaroysadane nityadaksambhaktanamyandripanam- bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam
‘’ gagah, memgagumkan dan jujur terhadap tugasnya adalah pemimpin
manusia yang tiada taranya- yang termashur sri Purnnavarman- yang sekali
waktu( memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya yang terkenal
(=varmman) tidak dapat di tembus senjata musuh. Ini adalah sepasang
tapak kakinya, yang senantiasa berhasil menggempur kota-kota musuh,
hormat kepada para pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi
musuh-musuhnya’’
c. Prasasti Kebonkopi (kampung Muara Hilir, Cibungbulang)
Terdapat dua tapak kaki gajah yang disamakan dengan tapak kaki gajah Airawata. Bunyinya sebagai berikut:
jayavsalasya taruma/ ndra/ sya ha/st/inah- sira/ vatabhasya vibhatidam- padavayam
‘’ Disini nampak sepasang tapak kaki….yang seperti Airavata, gajah penguasa taruma (yang) agung dalam….dan(?) kejayaan’’
d. Prasasti Tugu (Tugu, Jakarta)
Merupakan prasasti terpanjang dari semua peninggalan Purnawarman.
Tulisannya dipahatkan pada sebuah batu bulat panjang secara melingkar.
Yang khas dari prasasti ini adalah:
- Di dalamnya disebutkan nama dua sungai yang terkenal di Panjab, yaitu sungai Candrabhaga dan Gomati.
- Merupakan satu-satunya prasasti purnawarman yang menyebutkan anasir
penanggalan namun tidak memuat angka tahun yang pasti, hanya menyebutkan
phalguna dan caitra yang bertepatan dengan bulan Februari- April.
- Menyebutkan dilakukannya upacara selamatan oleh Brahmana diserati 1000 ekor sapi yang dihadiahkan
- Menyebutkan dua nama lain dari Purnawarman
- Candrabhaga meruakan nama sungai India yang diberikan kepada sebuah
sungai di Jawa dan nama itu sekarang dikenal dengan nama Bekasi,
Chandrabagha dapat di artikan menjadi bekasi = Bhagasasi = Baghacandra =
Chandabagha (Sasi = Candra = Bulan), yang diduga pusat Kerajaan
Tarumanegara. Bunyi Prasasti Tugu sebagai berikut :
pura rajadhirajena guruna inabahuna
khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau
pravarddhamana-dvavinsad-vatsare srigunaujasa
narendradhvajabhutena srimata purnnavarmmana
caitrasukla-trayodsyam dinais siddhaikavinsakaih
ayata satrasahasrena dhanusam sasaterna ca
dvavinsena nadi ramya gomati nirmalodaka
pitamahasya rajasser vvidarya sibiravanim
brahmanair ggo-sahasrena prayati krtadaksina
‘’Dulu (kali yang bernama Candrabhaga telah digali oleh maharaja yang
mulia dan mempuyai lengan kencang dan kuat( yakni raja Purnawarman)
untuk mengalirkannya ke laut setelah kali ini sampai di istana kerajaan
yang termasyur. Di dalam tahun keduapuluh-duanya dari tahta yang mulai
raja Purnawarman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan
kebijaksanaanya serta menjadi panji segala raja, maka sekarang beliau
menitahkan pula menggali kali yang permai dan berair jenih, Gomati
namanya, setelah sungai itu mengalir di tengah-tengah tanah kediaman
yang mulia Sang Pendeta nenek-da( Sang Purnawarman). Pekerjaan ini
dimulai pada hari yang baik, tanggal 8 paro-petang bulan Phalguna dan
disudahi pada tanggal 13 paro-terang bulan Caitra, jadi hanya 21 saja,
sedang galian itu panjangnya 6.122 tumbak. Selamatan baginya dilakukan
oleh para brahmana disertai 1000 ekor sapi yang dihadiahkan ‘’
e. Prasasti Pasir Awi (Pasir Awi, Bogor)
Tertulis dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Pada prasasti ini juga terdapat gambar tapak kaki
f. Prasasti Muara Cianten (muara Cianten, Bogor)
Prasasti ini juga terdapat telapak kaki. Sayang tulisannya belum dapat
di artikan sebab tulisannya dalam huruf ikal sehingga tidak banyak yang
di ketahui tentang isinya
g. Prasasti Cidanghiang atau Lebak
Ditemukan di kampung Lebak, pinggir Sungai Cidanghiang, kecamatan
Munjul, kabupaten Pandeglang, Banten. Ditemukan tahun 1947 dan berisi
dua baris aksara yang merupakan satu Sloka dalam metrum anustubh. Bunyi
prasasti ini:
vikranto yam vanipateh prabhuh satyapara (k) ra (mah)
narendraddvajabhutena srimatah purnnavarmmanah
“Inilah tanda keperwiraan, keagungan dan keberanian yang
sesungguh-sungguhnya dari raja dunia, yang mulia Purnawarman, yang
menjadi panji sekalian raja”
2. Arca
a. Arca Rajasi
Diperkirakan ditemukan di Jakarta.menggambarkan rajarsi yang
menggambarkan sifat-sifat Wisnu-Surya. Ada yang berpendapat bahwa arca
itu adalah arca Siwa dari abad II.
b. Arca Wisnu Cibuaya I
Berasal dari abad 7 dan bisa dianggap bisa melengkapi prasasti-prasasti
Purnawarman. Arca ini memperlihatkan adanya persamaan dengan arca yang
ditemukan di Kemboja, Siam dan Semenanjung Melayu.
c. Arca Wisnu cibuaya II( di desa Cibuaya)
Terdapat kesamaan dengan arca-arca dari seni Pala abad ke 7-8, yaitu:
- Jenis batu yang digunakan
- Bentuk arca dan laksananya
- Bentuk badan
- Makuta
3. Sumber lain
a. Fa-Hien
Dia adalah musafir Cina (pendeta Budha) yang terdampar di Yepoti
(Yawadhipa/Jawa) tepatnya Tolomo (Taruma) pada tahun 414. dalam
catatannya di sebutkan rakyat Tolomo sedikit sekali memeluk Budha yang
banyak di jumpainya adalah Brahmana. Fa Hien juga menyebutkan dalam
bukunya Fa Kuo Chien bahwa
rakyat Tolomo bermata pencaharian bertani, berdagang dan pandai membuat
minuman dari malai kelapa. Dari bukti-bukti yang ada, para ahli sejarah
menduga Tolomo/ taluma menurut Fa hien adalah Tarumanegara
b. Dinasti Soui
Selain berita Fa Hien keberadaan Taruma juga di perkuat dari berita
Dinasti Soui, bahwa tahun 528 dan 535 datang utusan dari negeri Tolomo
yang terletak disebelah selatan
c. Dinasti Tang Muda
Berita dinasti Tang Muda menyebutkan tahun 666 dan tahun 669 M datang
utusan dari Tolomo nama Tolomo di duga lafal bahasa Cina untuk
Tarumanegara.
d. Dinasti Tang( 618-906)
Menyebutkan nama sebuah daerah bernama Ho-ling atau Jawa, yang terletak
di Lautan Selatan, sebelah timur Sumatra dan sebelah barat Bali. Nama
Ho-ling oleh para sarjana disesuaikan dengan Kalinga yang letaknya
diperkirakan di Jawa Tengah Utara/ Walaing. Daerah yang disebut Ho-ling
menghasilkan kulit penyu, emas , perak, cula badak dan gading gajah.
Sedangkan penduduknya membuat benteng-benteng kayu dan rumah-rumah
mereka beratap daun kelapa.
Peta ditemukannya prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanegara:
C. Letak dan wilayah kekuasaan
Dari sumber – sumber di atas dapat di simpulkan bahwa Tarumanegara
terletak di jawa Barat. Pusatnya belum dapat di pastikan, namun para
ahli menduga kali Chandabagha adalah kali Bekasi, kira – kira anatar
sungai Citarum dan sungai Cisadane. Adapun wilayah kekuasaan kerajaan
Tarumanegara meliputi daerah Banten, Jakarta, sampai perbatasan Cirebon.
D. Raja-raja Tarumanagara menurut Naskah Wangsakerta(Naskah Wangsakerta
adalah istilah yang merujuk pada sekumpulan naskah yang disusun oleh
Pangeran Wangsakerta secara pribadi atau oleh "Panitia Wangsakerta".)
Raja-raja Tarumanegara
No Raja Masa pemerintahan
1 Jayasingawarman 358-382
2 Dharmayawarman 382-395
3 Purnawarman 395-434
4 Wisnuwarman 434-455
5 Indrawarman 455-515
6 Candrawarman 515-535
7 Suryawarman 535-561
8 Kertawarman 561-628
9 Sudhawarman 628-639
10 Hariwangsawarman 639-640
11 Nagajayawarman 640-666
12 Linggawarman 666-669
E. Kehidupan Masyarakat
Segi yang sangat penting di dalam kehidupan suatu masyarakat , adalah
matapencaharian masayarakat pada saat itu . Berdasarkan bukti-bukti dan
sumber yang ada sampai saat ini ,dapatlah di duga bagaimana kira-kira
marta pencaharian penduduk pada zaman Tarumanegara . Kalau dugaan
tentang barang-barang dagangan yang berasal dari daerah Ho – ling dapat
diterima ,maka kita memperoleh gambaran bahwa pada masa itu perburuan
,pertambangan ,perikanan dan perniagaan termasuk mata pencarian
penduduk Tarumanegara di samping pertanian ,peleyaran ,dan perternakan .
Bukti pada masa itu ada perburuan adalah , adanya berita tentang
perdagangan cula badak dan gading gajah , sedangkan gajah dan badak
adalah hewan liar . Dari situ lah disimpulkan untuk mendapatkan itu ,
mereka harus berburu .Sedang perikanan ,pada masa itu terjadi jual beli
kulit penyu . Untuk pertambangan ,kita peroleh dari perdagangan mas dan
perak . Jelaslah trelah disebutkan berulang kali perdangan ini
membuktikan adanya perniagaan pada saat itu . Pada prasasti tugu
disebutkan usaha pembuatan saluran yang dilakukan pada tahunke dua pulah
dua tahun pemerintahan raja purnawarman . Yang kegunaanya untuk
mengatasi banjir yang selalu melanda daerah pertanian di sekitar itu,.
Selain itu ditemukan alat dari batu yang erat hubunganya dengan
pertanian .Sedangkan pertenekan belum tau adanya bukti. Mengenai
pelayaran ,barang kali ini tidak usah disangsikan lagi, karena letak
tarumanegara yang cukup streategis dijalan nusantara , membuat adanya
keterampilan penduduknya di bidang pelayaran .
Untuk tegnologi belum ditemukan buktinya namun, pada saat itu mereka
telah mempunyai kepandaian membuat minuman arak yang terbuat dari mayang
, nira dari bunga kelapa. Selain ini makan pokok pada saat itu adalah
beras .selain beras mereka makan buah –buahan serta daging .
Pada saat itu perhubungan taruamnegara dengan kerajaan lain menggunakan
perhubungan air. Mengenai hubungan darat ,dapat diperkiraan dengan
adanya data bahwa lembu merupakan hewan piaraan.Ruapanya selain untuk
hadiah kepada kaum brahmana dan pertanian ,hewan ini juga di pergunakan
untuk melakukan hubungan dalam negri ,dari satu tempat ke tempat lain
,yang tidak terlalu berjauhan letaknya .
Berdasarkan suber-sumber yang sangat tidak lengkap itu ,dapat
diperkirakan golongan masyarakat pada masa itu ialah kaum tani, pemburu ,
pedagang pelaut ,nelayan , dan peternak .walaupun demikian ,tidak dapat
dipastikan ,bagaiman pembagian kerja itu dilakukan . ditinjau dari segi
budaya ,golongan terbagi menjadi dua yaitu golongan masyarakat
berbudaya hindu dan golongan masyarrakt berbudaya asli .
Menurut bukti yang ada kita hanya mengetahui adanya aksara pallawa dan bahasa sansekerta pada masa itu .Namun berita dari cina
menyebutkan adanya suatu bahasa dengan nama kwun lun .yang digunakan
baik dijawa maupun di Sumatra.kwunlun ini adalah bahasa Indonesia yang
tercampur dengan bahasa sansekerta .
Dari berita fa – shien jelas ,bahwa pada awal abad ke 5 di trauma Negara
terdapat tiga macam agama , yaitu agama budha ,Hindu dan agama yang
kotor .dan dari ketiga agama tersebut agama hindulah yang paling banyak
karena diperkuat dengan berbagai macam prasati yang ditemukan .Antara
lain Prasasti tugu ,prasasti Jambu ,Prasasti Pasir kolengkak .apa yang
kita ketahui tentang agama budha di trauma Negara , sama sekali terbatas
kepada berita Fa shien yang mengatakn bahwa pada waktu itu terdapat
sedikit sekali orang beragama budaha termasuk dia .agama kotor adalah
agama yang sudah lama ada sebelum masuknya pengaruh India ke Indonesia .
F. Keruntuhan Kerajaan Tarumanegara
Tahun 686 Kerajaan Tarumanegara runtuh ditaklukan Dapunta Hyang
Salendra, yaitu raja Sriwijaya dari Kedah. Dalam prasasti kedukan bukit
yang ditemukan di dekat Palembang mempunyai angka tahun 605 Caka atau
sama dengan 683 Masehi, menerangkan tentang perjalanan penjelajahan Raja
Dapunta Hyang Cri Jayanaca. Raja berangkat dari Minangatamwan dengan
armada berkekuatan 20.000 tentara dan menaklukan beberapa daerah
sehingga menjadikan Palembang sebagai Bandar pelabuhan terbesar di
Sumatra (Suwarna Dwipa). Dalam sejarah, Palembang menjadi tempat penting
untuk pusat ziarah umat beragama Buddha Mahayana. Karena kejayaan Kerajaan Sriwijaya
pada tahun 670 M dan didirikannya Bandar pelabuhan Palembang, maka
kekuatan armada laut semakin kuat dan bertambah besar sehingga dengan
mudah memperluas kekuasaannya di Tanah Jawa termasuk Kerajaan
Tarumanegara
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari apa yang telah kami sampikan tadi, dapat di simpulkan pengaruh
kebudayaan India di Indonesia tidak hanya menunjuk pada perkembangan
ajaran Hindu – Budha, tetapi juga pada aspek lain missal aspek politik,
ekonomi, sosial budaya dan lain sebaginya
Dalam proses akulturasi, Indonesia sangat berperan aktif. Hal ini
terlihat dari peninggalan – peninggalan yang tidak sepenuhnya merupakan
hasil jiplakan kebudayaan India
Meskipun corak dan sifat kebudayaan di pengaruhi India. Namun dalam
perkembangannya Indonesia mampu menghasilkan kebudayaan kepribadian
sendiri
B. Saran
Dari keberadaanya kerajaan Tarumanegara di wilayah kita pada masa yang
lalu. Maka kita wajib mensyukurinya. Rasa syukur tersebut dapat di
wujudkan dalam sikap dan perilaku dengan hati yang tulus serta di dorong
rasa tanggung jawab yang tinggi untuk melestarikan dan memelihara
budaya nenek moyang kita. Jika kita ikut berpartisipasi dalam menjamin
kelestariannya berarti kita ikut mengangkat derajat dan jati diri
bangsa. Oleh karena itu marilah kita bersama – sama menjaga dan
memelihara peninggalan budaya bangsa yang menjadi kebanggaan kita semua
DAFTAR PUSTAKA
Internet
Kartodirdjo, Sartono. 1975. Sejarah Nasional Indonesia II- Jaman Kuno (1 M- 1500 M). Jakarta: Balai Pustaka
Widiarto, Tri dan Esther Arianti.2007. Masa Pengaruh Hindu Budha di Indonesia. Salatiga: Widya Sari Press
Y, Yongky. 2003. Menyingkap Misteri Ratu Laut Selatan- Banyu Bening Gelang Kencana. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia
Sumber : http://www.anakciremai.com/2010/03/makalah-sejarah-tentang-sejarah_9500.html
No comments:
Post a Comment